Hidrogen bantu pencegahan krisis energi

Mobil berbahan bakar Hidrogen

Hidrogen adalah suatu elemen yang paling sering dijumpai di alam semesta, dapat digunakan sebagai bahan bakar dari sebuah mesin pembakaran atau digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, dan merupakan bentuk emisi yang sangat bersih dibanding bensin. Industri otomotif sepertinya telah menetapkan hidrogen sebagai solusi senjata ajaib terhadap kekhawatiran akan krisis energi.
Apakah hidrogen jawabannya? Honda adalah salah satu perusahaan otomotif yang memikirkan gagasan ini – sebagaimana dinyatakan dalam konsep FCX-nya yang diluncurkan baru-baru ini, bahwa “Hidrogen akan menjadi bahan bakar generasi berikutnya dari kendaraan global. Kenya-taannya diterima oleh segenap industri. Di samping itu hidrogen merupakan elemen yang paling umum ditemui di alam semesta, pasokan bukanlah sebuah masalah.”
Tetapi bagaimana dengan kendaraan listrik generasi baru yang akan datang? Karena dengan kendaraan bertenaga hidrogen, yang masih terlalu dini, kendaraan dengan tenaga listrik nampaknya memiliki alasan tersendiri yang kuat. Jadi, apabila memperhatikan dengan seksama perbandingan tenaga baterai dengan bahan bakar hidrogen internal, mari kita lihat kebutuhan sumber bahan bakar transportasi yang harus tersedia terus, lihat bagaimana perban-dingan antara hidrogen dan baterai:
1. Ketersediaan yang berlimpahTidak akan terlalu lama sebelum ada milyaran kendaraan berpenumpang di bumi, maka bagaimanapun juga pemikiran ke depan pada sistem bahan bakar harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat besar. Hidrogen tersedia sangat banyak – karena ia elemen alam semesta yang paling umum – dan secara pasti kita tidak kekurangan elektron. Cadangan hidrogen dan bahan baku baterai sangat banyak dan beragam, dan lithium, teknologi baterai yang menonjol saat ini, sangat berlimpah. Dua teknologi ini (penggunaannya) secara relatif imbang dan mantap.
2. EfisiensiHidrogen dan baterai keduanya dapat dilihat sebagai alat penyimpanan dan pemindahan energi untuk pemakaian di waktu kemudian. Oleh karena itu, rasio perbandingan energi yang anda dapat dan yang anda simpan adalah sebuah pertimbangan yang penting.
Elektrolisa air adalah cara yang paling mudah untuk memperoleh hidrogen – tetapi daya listrik yang digunakan hanya sekitar 70% dalam proses untuk memperoleh hidrogen. Kemudian hidrogen perlu dimampatkan atau didinginkan agar menjadi hidrogen cair sehingga dapat disimpan dalam tangki bahan bakar mobil dalam volume yang cukup banyak – pemampatan gas memang lebih efisien dari dua proses tersebut, tetapi energi yang tersimpan juga membutuhkan biaya 10% lebih besar. Efi-siensi unit penyimpanan daya listrik dalam aki itu sendiri perkiraan realis-tisnya sekitar 36% di bawah beban normal – mengakibatkan kerugian secara keseluruhan pada efisiensi daya pada roda kurang dari 25%. Itu berarti daya yang digunakan untuk menghasilkan hidrogen kurang dari seperempat dari daya sebenarnya yang diperlukan untuk menggerakkan mobil.
Baterai unggul dalam hal kebersihan untuk melawan efisensi sistem perputaran roda. Pengisian ulang baterai ion-lithium konvensional mempunyai efisiensi sekitar 93%, sama dengan efisiensi saat digunakan. Efi-siensi keseluruhan unggul 85% lebih. Untuk energi pemakaian yang sama, daya tahan baterai adalah tiga kali lebih besar dibanding bahan bakar kimia (hidrogen cair).
3. KeamananTempat penyimpanan bertekanan tinggi, sifat mudah terbakar, keracun-an dan potensi ledakan adalah ancaman bagi keselamatan. Bahan bakar yang bersumber dari bahan kimia yang dimampatkan dengan tekanan hingga 35MPa maupun hidrogen cair yang perlu disimpan di bawah temperatur -253 derajat Celsius, jelas memiliki kemungkinan salah penanganan andaikata terjadi ke-celakaan. Tetapi di sini baterai juga mempunyai kekurangannya sendiri, memunculkan resiko bahaya listrik, racun kimia, kebakaran dan asap. Hukum belum menyentuh persoalan ini semua.
4. EkonomisKedua bahan bakar ini di masa sekarang masih sangat mahal, wa-laupun diramalkan akan menjadi lebih murah dikarenakan volume produksi akan meningkat di masa mendatang. Perhatian lebih tinggi diarahkan pada faktor ekonomi yang berkaitan dengan pembangunan jaringan distribusi. Sekarang sistem jaringan listrik telah dibangun deng-an baik di sebagian besar negara, dan dengan sedikit modifikasi dan pe-nguatan dapat meningkatkan penanganan dalam memenuhi kebutuhan energi apabila bensin sudah tidak dipakai sebagai bahan bakar transportasi penumpang.
Hidrogen lebih meragukan. Agar dapat menyesuaikan dengan manfaat utamanya – yaitu untuk diisikan ke dalam mobil – jaringan distribusi hidrogen yang sama dengan yang digunakan untuk mendistribusikan minyak perlu dibangun. Atom hidrogen sedemikian kecil, dapat menjalar keluar melalui struktur molekuler kontainer dan pipa, itu berarti mahal dan bermasalah apabila dipindahkan dalam jumlah besar. Mengolah hidrogen di stasiun pengisian merupakan pemecahan masalah yang potensial, tetapi pada akhirnya, menggantikan fungsi minyak menjadi hidrogen akan memakan biaya miliaran dolar Amerika sendiri. Baterai listrik dalam konteks ini mempunyai keunggulan yang jelas.