Cara Gila untuk Meneliti Bakteri


Prof Barry J Marshall mungkin satu-satunya peneliti di dunia yang mau meminum bakteri untuk membuktikan hipotesanya. Barry James Marshall adalah seorang dokter Australia yang berhasil membuktikan bahwa bakteri Helicobacter pylori dapat menjadi pemicu penyakit radang lambung. Penemuannya ini mengubah kepercayaan kalangan medis yang pada waktu itu berkeyakinan bahwa bakteri tidak dapat hidup dalam perut manusia yang memiliki kandungan asam yang tinggi (pH sekitar 2). Banyak ilmuwan menolak hipotesanya, tapi Marshall yakin bahwa ia benar.

Pada 1981 Marshall bertemu dengan Robin Warren di Royal Perth Hospital, pada sebuah pelatihan. Mereka kemudian mempelajari keberadaan bakteri yang terkait dengan gastritis. Setahun kemudian mereka mengembangkan hipotesa bahwa bakteri dapat menjadi penyebab kanker perut dan radang lambung.

Meminum Bakteri Untuk (Penelitian) Kesehatan

Pada 1984, Marshall meminum sendiri cawan petri berisi bakteri H. pylori dan kemudian segera terjangkit gastritis, dengan gejala rasa tidak nyaman di perut, mual, muntah dan bau mulut. Dua minggu setelah infeksi, hasil pemeriksaan perut Marshall tak menunjukkan adanya bakteri. Bagaimanapun, karena dipaksa istrinya, Marshall kemudian meminum antibiotik segera setelah itu sehingga tak bisa mencek ulang hasil negatif dari pemeriksaan tersebut. Percobaan ini dipublikasikan pada 1985 di Medical Journal of Australia. Penelitian ini pada akhirnya berujung pada penemuan kombinasi obat-obatan yang dapat membunuh bakteri H.pylori dan menyingkirkan luka lambung secara permanen.

Helicobacter pylori merupakan bakteri berbentuk spiral yang sensitif terhadap pH. Bakteri ini termasuk golongan gram negatif, dan bersifat mikroaerofilik yang hidup di antara lapisan mukus dan epitel permukaan di dalam lambung. Tubuhnya yang berbentuk spiral dan keberadaan flagella membuat Helicobacter Pylori dapat berpindah dari lumen lambung (pH rendah) ke lapisan mukus (pH netral). Helicobacter pylori memproduksi sejumlah besar enzim urease yang dapat menguraikan urea di dalam cairan lambung menjadi ammonia dan karbondioksida. Ammonia yang dihasilkan dapat melindungi Helicobacter pyloridari pengaruh asam. Helicobacter pylori memproduksi protein penghambat asam yang membuatnya mampu beradaptasi pada lingkungan pH rendah dalam lambung.

International Agency for Research into Cancer (IARC) mengklasifikasikan H.pylori sebagai “Class-I-Carcinogen” yang termasuk dalam kategori yang sama dengan bahaya merokok terhadap kanker paru-paru dan saluran pernafasan. Gastritis merupakan kondisi dasar yang pada akhirnya dapat menyebabkan luka dan keluhan pencernaan lainnya, bahkan dapat menyebabkan terjadinya kanker lambung. Penyakit ini diderita oleh hampir 50 persen penduduk dunia. Hipotesis yang menyatakan bahwa H.pylori adalah faktor penyebab kanker perut pada akhirnya diterima WHO.