Zionis Israel dan Tanda2 Akhir Zaman

Sampai hari ini, korban tewas pembantaian warga Muslim di Jalur Gaza hampir mencapai 1000 orang. Sedang korban luka hampir 4000 orang.

Meski semua orang menangis dan mengecam, Zionis-Israel, dengan dukungan Amerika tak bertindak apa-apa. Janganlah berharap Amerika memberi sanksi. Bahkan sekedar mengecam saja, tak akan dilakukan.

Bandingkanlah, andai kata yang melakukan ini adalah kaum Muslim. Mungkin, semua pesawat tempur dan pasukan Amerika sudah langsung menyerbu. Lihat kasus invasi Iraq dan Afghanistan.

Pengabaian dunia terhadap pembantaian massal (genosida) yang secara terang-terangan ini adalah sebuah pemandangan paling memuakkan dan memalukan. Bahkan,Shlomo Ben Ami, mantan Menlu Israel dalam artikel di Jakarta Post (entah apa maksud koran ini yang justru memberi fasilitas suara penjajah ketika itu)justru seolah melegalkan aksi-aksi pembantaian dan pembunuhan massal yang dilakuan Israel tersebut.

Pertanyaannya, mengapa semua ini terjadi? Mengapa Amerika dan dunia Barat yang selama ini paling sering menjadikan HAM dan demokrasi tiba-tiba menelan ludah mereka sendiri ketika Israel melawan nilai-nilai HAM dan demokrasi? Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa di zaman terbuka –dimana masyarakat—senantiasa berharap menghargai pandangan dan nilai-nilai kemanusiaan, justru ada kaum bernama Yahudi-Israel paling sering melanggarnya?

Sebelum menjawab itu, ada baiknya kita memahami dulu karakter bangsa Yahudi Israel). Mengapa bangsa yang kecil ini tiba-tiba begitu beringas dan sering tidak mematuhi kesepakatan dan nilai-nilai bersama. Secara umum, sejarahnya amat panjang. Hampir semua catatan sejarah –terutama— Al-Kitab dan Al-Quran menjelaskan perjalannya dengan rinci dan detil.

Kita ketahui dari firman Allah swt,”Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” [QS. al-Isra': 4]

Kerusakan pertama telah terjadi dan Yahudi pun dikutuk hingga tak memiliki tanah air sampai akhirnya mencaplok bumi suci Palestina sebagai bagian dari skenario langit untuk membasmi bangsa itu secara keseluruhan akibat kesombongan mereka.

Hal itu telah diisyaratkan dalam firman-Nya,”Dan Kami berfirman sesudah itu kepada bani Israil: Tinggallah di muka bumi, maka apabila datang janji terakhir niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur”. [QS. al–Isra': 104]

Kebiadaban Israel yang Cuma berjumlah 7 jutaan jiwa itu memang menjadi pertanda akan segera berakhirnya zaman ini. Bayangkan, jumlah umat Islam se dunia 1,5 milyaran, namun tak sanggup menghentikan kebrutalan Israel di Palestina.

Bahkan kita melihat dengan mata kepala sendiri lewat televisi bagaimana Israel dengan pongahnya memborbardir Gaza, seolah kita membiarkan Israel membantai muslim Palestina. Tak berkutik sedikit pun, kecuali demo dan bantuan kemanusiaan.

Padahal yang dibutuhkan adalah bahasa besi sebagaimana bahasa itu digunakan Israel menjajah Palestina. Bukan bahasa diplomasi lagi. Bahasa itu sudah usang.Suka atau tidak, peperangan total melawan Israel akan terjadi sebagai episode akhir zaman.

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi. Mereka akan diperangi kaum Muslimin, sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka berkatalah batu dan pohon tersebut: Wahai orang Islam, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad, karena pohon itu adalah pohon Yahudi”. (HR.Bukhori- Muslim)

Fakta Kebiadaban Yahudi

Mari kita buktikan kebiadaban Yahudi sepanjang sejarah kemanusiaan yang diketahui dan terdokumentasi secara akurat, seperti dalam Al-Quran, hadits, manuskrip ,maupun catatan sejarah dunia. Kejahatan yahudi dimulai sejak 12 keturunan Nabi Ya’kub dari sejumlah istri mencelakai Yusuf.

Ke-12 anak Ya’kub as adalah Ru’bin, Syam’un, Yusakir, Zabulun, Dan, Nafqali, Jamid, `Askir, Yusuf, Benyamin, Yahuda, dan Lawi. Kemudian ke-12 keturunan tersebut berkembang menjadi 12 suku sampai hari ini. Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub as. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf as yang berakhlaq mulia supaya mereka lebih dicintai bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18)

Kejahatan paling mengerikan adalah kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul. Mereka telah membunuh Nabi Yahya as secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria as juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih”. [QS. Ali Imran: 21]

Nabi Isa as. pun tidak luput dari rencana busuk mereka untuk membunuhnya, akan tetapi Allah SWT menyelamatkannya.

“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. [QS. An-Nisa': 157]

Kejahatan raja Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa as yang setia (Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup.

Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu dan bahan bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani pengikut Nabi Isa as yang setia dan tidak mau murtad.

Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an, “Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman.Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah SWT Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. [QS. al-Buruj: 4 – 8].

Di Romawi pada masa kaisar Markus Urulius, seorang rabbi Yahudi berhasil menghasutnya untuk memusuhi agama Nasrani dan pemeluknya. Akhirnya dibuatlah keputusan untuk membunuh semua prajurit yang beragama Nasrani.

Hasutan rabbi Yahudi tersebut dilanjutkan dengan menakut-nakuti kaisar, bahwa orang-orang Nasrani mengidap penyakit menular yang membahayakan rakyat. Oleh karena itu kaisar mengeluarkan perintah untuk membunuh semua penduduk Roma yang beragama Nasrani.

Puncak kejahatan Yahudi pada episode pertama terjadi pada masa Rasulullah saw di Madinah. Sebagaimana diketahui bahwa Nabi saw sebagai penguasa Madinah melakukan perjanjian damai kepada tiga suku Yahudi, yakni Bani Nadhir, Bani Qainuqa, dan Bani Quraizhah.

Akhirnya ketiganya diusir dari Madinah karena melakukan pengkhianatan sebagaimana sudah menjadi kebiasaan mereka mengkhianati semua perjanjian dengan manusia sampai hari ini. Kejahatan mereka direkam dalam sejarah Islam.

Yahudi Bani Qainuqa’ adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya wanita muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak.

Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya.

Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya yang muslim menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi.

Maka Rasulullah datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah. Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta bantuan mereka atas diyat (denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari.

Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.”

Pada saat Rasulullah duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka: “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin
Ka’ab.

Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut.

Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya.

Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka.

Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya. “Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama.

Kami tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka.

Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan”.[QS.al-Hasyr:2]

Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga, Yahudi Bani Nadhir yang telah terusir karena kesalahan mereka sendiri terus mendendam. Bersama Yahudi Quraizhah memilih beberapa tokohnya yaitu Salam bin Abi Haqiq, Hayyi bin Akhthab dan Kinanah bin Abi Haqiq pergi bersama menghasut orang-orang Quraisy, Ghathafan dan beberapa suku musyrik besar lainnya.

Mereka berkonspirasi untuk membentuk pasukan Koalisi (al-Ahzab), antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Akhirnya terbentuklah pasukan Koalisi (al-Ahzab); Suku Quraisy di bawah pimpinan Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang.

Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul mambuat khawatir dan sesak dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafiqin yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah SWT mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin taufan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi (Al-Ahzab).

Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah mengumumkan kepada pasukan Islam: Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di wilayah perkampungan Bani Quraizhah. Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam.

Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau.

Kemudian Rasululah menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu: laki-laki dewasanya dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa’ dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua.

“Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang (musuh) dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. (QS. al-Ahzab: 9-11)

Ajal Israel

Sejak Israel terlunta-lunta di seluruh penjuru dunia tanpa memiliki tanah air, maka janji Allah kedua akan segera terrealisir, karena di manapun mereka berada selalu membuat keonaran, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya,”Setiap kali mereka menyalakan api untuk peperangan, Allah memadamkannya, dan mereka di muka bumi selalu membuat kerusakan, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. al-Maidah:12)

Akhirnya mereka pun memicu perang dunia I dan II, bahkan yang terakhir nanti (PD III) melalui berbagai rekayasa adu domba. Mereka pun menunggangi Inggris untuk memenangkan peperangan. Akhirnya mereka meminta balas jasa atas bantuan mereka pada PD I melalui Perdana Menteri Inggris Balfaur dengan mencetuskan Deklarasi Balfaur pada 2 November 1917 untuk menyediakan tanah bagi Yahudi di Palestina.

Kemudian setelah Yahudi berhasil meruntuhkan kekhilafahan Turki Utsmani melalui anteknya, Mustafa Kemal Pasha, pada 13 Maret 1924, maka pada 14 Mei 1948 Yahudi berhasil menduduki tanah Palestina dan diproklamirkan berdirinya Negara Israel oleh David Ben Gurion. Jumlah warga Yahudi di Yerusalem pada waktu itu 649.932 jiwa, namun per 24 September 2008 jumlah mereka mencapai 7.337.000 jiwa.

Dalam berbagai referensi, tercatat ada beberapa tujuan berdirinya Negara Israel di bumi Palestina adalah:

  1. Menciptakan faktor disintegrasi di wilayah sekitarnya, baik geologis, politis maupun sosial.
  2. Menyebarluaskan kerusakan dan kekacauan dengan menggunakan berbagai alasan, sekalipun tidak masuk akal dan bahkan merupakan rekayasa mereka sendiri.
  3. Tidak memberi peluang sedikit pun bagi berdirinya pemerintahan yang ditegakkan atas dasar syariat Islam dan terwujudnya persatuan Arab, baik sebagian maupun keseluruhan.
  4. Menciptakan pusat-pusat imperialisme di dunia Arab, dan pada saat yang sama merealisasikan kepentingan- kepentingan Zionisme Internasional yang hakiki, sebagai pijakan untuk menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.
  5. Mengupayakan agar raja yang akan datang bagi Zionis dan bangsa Yahudi adalah benar-benar al-Masih (sebutan ini mungkin sebagai tipuan untuk Nasrani agar bisa diajak koalisi untuk menghancurkan umat Islam).
  6. Membasmi pemikiran kekhalifaan Islam dan terus menggoyahkan keyakinan-keyakinan kaum muslim tentang bakal munculnya al-Mahdi as. yang akan mengembalikan kejayaan masa kenabian dan Khulafaur Rasyidin, yang disertai berbagai variasi program guna menghubungkan hal yang mendukung revitalisasi pemikiran itu.
  7. Bila berhasil membasmi pemikiran tersebut, maka mereka segera akan menang terhadap umat Islam. Umat Islam akan tetap dalam kejumudan lamanya, sehingga mereka tidak mempunyai persiapan sama sekali dalam menyambut kedatangan al-Mahdi as.
  8. Di samping itu mereka berusaha menimbulkan kesesatan-kesesatan guna menyebarluaskan kekacauan, sehingga para pemimpin dan penguasa muslim menjadi kehilangan harapan tentang pemikiran akan datangnya al-Mahdi as. Hasil yang akan diambil adalah: kalau para pemimpinnya saja sudah seperti itu, bagaimana lagi dengan orang awamnya.

Namun mereka tidak sadar, bahwa berkumpulnya mereka di Palestina dalam keadaan bercampur aduk (lafiifa) setelah sebelumnya terdiaspora di seluruh penjuru dunia, adalah akan segera berlaku janji Allah swt yang terakhir untuk membinasakan mereka tanpa tersisa sedikit pun. Bahkan Raja mereka,Dajjal si “Mata Satu” pun akan dibunuh oleh Nabi Isa as.

Berakhirnya riwayat bangsa Yahudi atau Bani Israel juga banyak dinubuatkan di dalam al-Kitab. Diantaranya; Pertama, Israel seperti Pohon Anggur. Hosea 10: 1, “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala”.

Kedua, Inggris induk dari berdirinya Negara Israel. Yehezkil 19: 10-14, “Ibumu seperti pohon anggur dalam kebun anggur, yang tertanam dekat air, berbuah dan bercabang karena air yang berlimpah-limpah. Padanya tumbuh suatu cabang yang kuat yang menjadi tongkat kerajaan, ia menjulang tinggi di antara cabang-cabangnya yang rapat dan menjadi kentara karena tingginya dan karena rantingnya yang banyak.

Tetapi ia tercabut di dalam kemarahan dan dilemparkan ke bumi;angin timur membuatnya layu kering, buahnya disentakkan, cabang yang kuat menjadi layu kering, dan api menghabiskannya dan sekarang ia tertanam di padang gurun, di tanah yang kering dan haus akan air.

Maka keluarlah api dari cabangnya yang memakan habis ranting dan buahnya sehingga tiada lagi padanya cabang yang kuat dan tiada tongkat kerajaan. Ini adalah ratapan dan sudah menjadi ratapan”.

Ketiga, Kehancuran para pendukung Yahudi. Yesaya 63: 1-6, “Siapa dia yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju yang merah, dia yang bersemarak dengan pakaiannya, yang melangkah dengan kekuatannya yang besar?

Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk menyelamatkan: Mengapakah pakaianmu semerah itu dan bajumu seperti baju pengirik buah-buah anggur? Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan dari antara umat-Ku tidak ada yang menemani Aku

Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar, sebab hari pembalasan telah Kurencanakan, dan tahun penuntutan bela telah datang.

Aku melayangkan pandangan-Ku: tidak ada yang menolong. Aku tertegun, tidak ada yang membantu, lalu tangan-Ku memberi Aku pertolongan, dan kehangatan amarah-Ku, itulah yang membantu Aku. Aku menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka-Ku. Menghancurkan mereka dalam kehangatan amarah-Ku, dan membuat semburan darah mereka mengalir ke tanah”

Keempat, Amerika akan hancur. Yesaya 4: 3-7, “Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu.

Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak. Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh (tanaman) putri malu dan rumput.

Aku akan memerintahkan awan-awan supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah bangsa Israel dan orang Yahudi, ialah tanaman-tanaman kegemarannya. Dinantinya keadilan, tetapi hanya ada kezaliman, dinantinya kebenaran tetapi hanya ada keonaran”.

Ikhtitam

Kita memang sangat prihatin dengan kondisi Gaza seperti sekarang ini. Namun keadaan mereka nampaknya sudah ditakdirkan seperti itu. Bahkan keberadaan para pemuda yang berani berperang melawa Israel pun telah dinubuatkan oleh Nabi saw sampai akhir zaman.

“Akan ada sekelompok orang di antara umatku yang senantiasa membela kebenaran, akan mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihinya tidak akan membahayakannya melainkan hanya menimpakan cobaan hingga datangnya ketentuan Allah, dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Mereka (para shahabat)bertanya; Wahai Rasulullah, di manakah mereka? Rasulullah menjawab; Di Baitul maqdis, dan di sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad)

Meski demikian, kita tak bisa diam, menunggu –apalagi—berpangku tangan, menunggu datangnya Imam Mahdi. Dengan berdoa, tenaga, pikiran, kita harus berjuang untuk membela umat Islam di Palestina dan Gaza.

Luas wilayah Palestina hasil perjanjian Sysks-Picot adalah 27.027 km2.

Yang diduduki Israel th 1948= 20.770 km2 (77%).

Sisa tanah Palestina (23%) juga diduduki Israel th 1967 yakni Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem (6257 km2).

Kini wilayah Palestina tinggal 3.128,5 km2 (11,5%) yang terdiri dari dua wilayah,

yakni Gaza (lk.400km2) dihuni sekitar 1,5 juta jiwa dan sisanya di Tepi Barat yang terpisah dengan Gaza, sehingga kedua wilayah tersebut bagaikan penjara raksasa.

Sekitar 4,5 juta warga Palestina menjadi pengungsi di sejumlah Negara Arab lainnya.

Secara perhitungan fisik, nampaknya sulit bagi Hamas dan para pejuang lainnya memenangkan pertempuran melawan Israel, namun mereka tidak akan dikalahkan.

Mereka memiliki daya tahan tempur yang tercatat dalam sejarah Islam. Mereka akan segera dibantu Imam Mahdi untuk menghancurkan Israel dalam waktu dekat ini, insya Allah.

Menutup tulisan ini, sebaiknya kita berdoa di hadapan Allah.”Ya Allah, tolonglah saudara kami muslim Palestina. Hancurkanlah Israel dan sekutunya.

Segerakan Imam Mahdi turun membantu perjuangan membebaskan al-Aqsho dari cengkeraman Yahudi laknatullah. Ya Allah, aku malu, karena aku hanya bisa menulis dan berdemo.

Wahai akhi fillah, beritahu aku, kapankah kau akan marah? Jika milik kita yang suci dihina, dan tempat kita dihancurkan, dan kau tidak menjadi marah?

Jika sifat ksatria kita dibunuh, dan kehormatan kita diinjak-injak, dan dunia kita berakhir,dan kau tidak menjadi marah? Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Jika sumberdaya kita dirampas, dan institusi kita diruntuhkan, dan masjid-masjid kita dihancurkan, dan masjid al-Aqsa dan al-Quds kita tetap dirampas,
dan kau tidak menjadi marah? Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Musuhku, atau musuhmu, menghina kehormatan, darahku dijadikan mainan oleh dia, dan kau jadi penonton permainan. Jika untuk Allah, untuk suatu yang suci, untuk Islam kau tidak marah, Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Aku melihat kengerian, Aku melihat darah mengucur. Wanita-wanita tua mengiringi anak-anak menjemput maut mereka. Aku telah melihat segala macam bentuk penindasan. Dan kau tidak menjadi marah. Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Dan kau duduk seperti boneka bisu, perutmu memenuhi kantor. Kau habiskan malam banggakan angka-angka, dengan uang, curahkan dirimu kepada berkas-berkasnya. Aku melihat kematian di atas kepala-kepala kami. Dan kau tidak menjadi marah.

Jadi terus terang saja padaku, jangan malu-malu: kamu ada di Ummat yang mana? Jika kau juga derita, apa yang kami derita, tidak menjadikan kamu ingin membalas, maka tidak usah repot.

Karena kamu bukanlah kami, maupun bagian dari kami, bahkan kamu bukan bagian dari dunia manusia. Jadi hiduplah sebagai kelinci, dan matilah sebagai kelinci.