Ilmuwan NASA meneliti apakah ada kehidupan di Enceladus, bulan yang dimiliki planet Saturnus. Ilmuwan mencari kehidupan microbial di bulan yang tidak ada sinar matahari, tidak ada fotosintesis dan tidak memiliki oksigen itu.
Hingga pesawat Voyager melewati dekat Enceladus, di awal 1980 an hanya sedikit yang diketahui mengenai bulan kecil ini. Tapi bulan Saturnus ini diketahui memiliki air es di permukaanya. Misi Voyager menunjukkan, Enceladus hanya memiliki diameter 500 km dan memantulkan 100% sinar matahari yang menyinarinya.
Pesawat Cassini melakukan penerbangan dekat Enceladus pada 2005, secara lebih detail dan menunjukkan permukaan serta lingkungannya. Wahana itu menemukan banyak air di kutub selatan Enceladus selain munculnya panas yang menunjukkan Enceladus aktif secara geologi.
Tingkat tektonis yang ditemukan di Enceladus, merupakan faktor kritis evolusi kehidupan di bumi. Enceladus merupakan benda angkasa keempat di sistem tata surya, bersama dengan bumi, bulan Neptunus Triton dan Yupiter yang memiliki aktivitas volkanik.
Ada tiga ekosistem di bumi yang kemungkinan bentuk kehidupan di Enceladus. Dua kehidupan berbasiskan methanogens, yang berhubungan dengan kelompok kuno yang berhubungan dengan bakteria yang disebut archaea.
Bakteri ini mampu bertahan di lingkungan keras tanpa oksigen. Volkanik dalam di Columbia River dan Idaho Falls merupakan wilayah dengan dua ekosistem itu. Energi diambil dari reaksi kimia dari bebatuan berbeda.
Ekosistem ketiga adalah kehidupan yang didukung oleh energi yang dihasilkan radioaktif dan ditemukan di bawah tambang dalam di Afrika Selatan.
Pesawat Cassini NASA menemukan bahan organik dari erupsi mirip geyser di Enceladus, saat mendekati bulan itu pada 12 Maret 2008 lalu. Sejak saat itu ilmuwan terus mengamati bulan kecil yang sangat aktif itu.
“Enceladus memiliki kehangatan, air dan bahan kimia organik yang penting untuk membuat blok kehidupan. Kami telah mempunyai resep kehidupan, tapi belum menemukan bahan akhir, tapi akan terus dicari,” kata Dennis Matson, ilmuwan di proyek Cassini NASA.
“Kejutan yang tidak terbayangkan sebelumnya bahan kimia di Enceladus, keluar dari dalam,” kata ilmuwan lain Hunter Waite. (Sumber:ic)