Berbagai Jenis Robot: Teknologi Yang Luar Biasa

Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa, pertambangan, pekerjaan “cari dan tolong” (search and rescue), dan untuk pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan pemotong rumput.
Perkembangan Terkini
Ketika para pencipta robot pertama kali mencoba meniru manusia dan hewan, mereka menemukan bahwa hal tersebut sangatlah sulit; membutuhkan tenaga penghitungan yang jauh lebih banyak dari yang tersedia pada masa itu. Jadi, penekanan perkembangan diubah ke bidang riset lainnya. Robot sederhana beroda digunakan untuk melakukan eksperimen dalam tingkah laku, navigasi, dan perencanaan jalur. Teknik navigasi tersebut telah berkembang menjadi sistem kontrol robot otonom yang tersedia secara komersial; contoh paling mutakhir dari sistem kontrol navigasi otonom yang tersedia sekarang ini termasuk sistem navigasi berdasarkan-laser dan VSLAM (Visual Simultaneous Localization and Mapping) dari ActivMedia Robotics dan Evolution Robotics.
Ketika para teknisi siap untuk mencoba robot berjalan kembali, mereka mulai dengan heksapoda dan platform berkaki banyak lainnya. Robot-robot tersebut meniru serangga dan arthropoda dalam bentuk dan fungsi. Tren menuju jenis badan tersebut menawarkan fleksibilitas yang besar dan terbukti dapat beradaptasi dengan berbagai macam lingkungan, tetapi biaya dari penambahan kerumitan mekanikal telah mencegah pengadopsian oleh para konsumer. Dengan lebih dari empat kaki, robot-robot ini stabil secara statis yang membuat mereka bekerja lebih mudah. Tujuan dari riset robot berkaki dua adalah mencapai gerakan berjalan menggunakan gerakan pasif-dinamik yang meniru gerakan manusia. Namun hal ini masih dalam beberapa tahun mendatang.
Masalah teknis lain yang menghalangi penerapan robot secara meluas adalah kompleksitas penanganan obyek fisik dalam lingkungan alam yang tetap kacau. Sensor taktil dan algoritma penglihatan yang lebih baik mungkin dapat menyelesaikan masalah ini. Robot Online UJI dari University Jaume I di Spanyol adalah contoh yang bagus dari perkembangan yang berlaku dalam bidang ini.
Belakangan ini, perkembangan hebat telah dibuat dalam robot medis, dengan dua perusahaan khusus, Computer Motion dan Intuitive Surgical, yang menerima pengesahan pengaturan di Amerika Utara, Eropa dan Asia atas robot-robotnya untuk digunakan dalam prosedur pembedahan minimal. Otomasi laboratorium juga merupakan area yang berkembang. Di sini, robot benchtopdigunakan untuk memindahkan sampel biologis atau kimiawi antar perangkat seperti inkubator, berupa pemegang dan pembaca cairan. Tempat lain dimana robot disukai untuk menggantikan pekerjaan manusia adalah dalam eksplorasi laut dalam dan eksplorasi antariksa. Untuk tugas-tugas ini, bentuk tubuh artropoda umumnya disukai. Mark W. Tilden dahulunya spesialis Laboratorium Nasional Los Alamos membuat robot murah dengan kaki bengkok tetapi tidak menyambung, sementara orang lain mencoba membuat kaki kepiting yang dapat bergerak dan tersambung penuh.
Robot bersayap eksperimental dan contoh lain mengeksploitasi biomimikri juga dalam tahap pengembangan dini. Yang disebut “nanomotor” dan “kawat cerdas” diperkirakan dapat menyederhanakan daya gerak secara drastis, sementara stabilisasi dalam penerbangan nampaknya cenderung diperbaiki melalui giroskop yang sangat kecil. Dukungan penting pekerjaan ini adalah untuk riset militer teknologi pemata-mataan.
Konstruksi robot
Robot memiliki berbagai macam konstruksi. Diantaranya adalah:
  • Robot Mobile ( bergerak )
  • Robot Manipulator ( tangan )
  • Robot Humanoid
  • Flying Robot
  • Robot Berkaki
  • Robot jaringan
  • Robot Animalia
Robot Di Dalam TUbuh
Ilmuwan di Korea telah membuat robot-robot yang cukup kecil untuk bisa menjelajahi tubuh manusia dan digerakkan oleh otot jantung.Sukho Park di Chonnam National University, Korea, dan rekan-rekannya telah merancang sebuah robot-mikro yang digerakkan oleh sel. Tim Park membuat robot tersebut dengan menumbuhkan jaringan otot jantung dari sebuah tikus pada kerangka-kerangka robot kecil yang dibuat dari polidimetilsiloksana (PDMS). PDMS merupakan polimer biokompatibel sehingga membuat robot tersebut cocok digunakan dalam pengaplikasian biomedik.
Yang istimewa pada robot-robot ini, kata Park, adalah mereka tidak memerlukan suplai energi eksternal. Tetapi sel-sel otot jantung yang berelaksasi dan berkontraksi yang memberikan energi. Sel-sel otot jantung sendiri mendapatkan energinya dari sebuah medium kultur glukosa. Sel-sel yang berdenyut sendiri ini memungkinkan robot tersebut menggerakkan keenam kakinya.
Robot ini memiliki tiga kaki depan yang pendek (panjang 400 mikrometer) dan tiga kaki belakang yang lebih panjang (panjang 1200 mikrometer), semuanya terpasang pada sebuah badan segiempat. Pada saat sel-sel jantung berkontraksi, kaki belakang yang lebih panjang menekuk ke dalam. Ini menghasilkan perbedaan gesekan antara kaki depan dan kaki belakang, yang menekan robot bergerak maju. Para peneliti mengukur kecepatan rata-rata robot ini sekitar 100 mikrometer per detik.
Park mengatakan robot-robot yang mirip kepiting ini bisa digunakan di dalam tubuh untuk membersihkan rongga atau pembuluh yang tersumbat, dengan melepaskan sebuah agen pelarut untuk membersihkan penyumbatan yang mereka lalui.


Robot Untuk Bedah Jantung

SALAH satu terobosan teknologi dunia medis adalah penggunaan bantuan robot dalam pembedahan jantung. Teknik ini dikembangkan untuk mengurangi dampak getaran tangan para ahli bedah saat mengoperasi jantung dan bagian dalam tubuh lain.
Pada proses bedah jantung konvensional, dada pasien dibuka dan ahli bedah memasukan tangan ke dalam rongga dada untuk melakukan potongan pada bagian dekat organ sasarn. Sebuah operasi yang tidak memerlukan irisan dalam ukuran besar, potongan atau irisan yang dibuat mungkin besarnya hanya beberapa millimeter saja. Untuk itu diperlukan alat bantu yang lebih panjang dan pipih yang berakibat gangguan getaran tangan manusia menjadi lebih besar. Melalui bantuan robot, ahli bedah dapat menghindari persoalan tersebut. Operasi dapat dilakukan dari jarak jauh bahkan dari luar negeri.
Operasi by-pass jantung pertama menggunakan bantuan robot, dilakukan akhir tahun 1998 atas 17 pasien oleh dokter Ralph Damiano di Rumah Sakit Negara Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.

Robot Astronot

Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, akan mendapatkan awak baru di luar angkasa. Astronot baru NASA ini unik, karena dia bukan manusia, tapi robot yang menyerupai manusia.
Robot ini akan dikirim ke luar angkasa tahun ini. Astronot robot bernama Robonaut 2 atau R2 akan menjadi penghuni tetap stasiun luar angkasa internasional. Astronot robot ini merupakan proyek kerjasama antara NASA dengan General Motors (GM)– perusahaan mobil asal Amerika Serikat.
Spesifikasi R2 tak sembarangan. Dia harus bisa menjadi asisten dan bekerja bersama manusia, baik astronot di luar angkasa maupung pekerja GM di Bumi. Robot R2 seberat 300 pon itu terdiri dari kepala, badan, dengan dua lengan dan dua tangan. R2 akan diluncurkan bersamaan dengan peluncuran pesawat ulang alik Discovery , sebagai bagian dari misi STS-133 yang direncanakan September mendatang. Sementara R2 mengangkasa, para insinyur di Bumi akan terus memonitor kerja robot tersebut di ruangan tanpa bobot.
Untuk sementara, aktivitas R2 akan dibatasi di laboratorium Destiny. Namun, di masa mendatang, dengan modifikasi tambahan, akan memungkinkan robot ini bekerja lebih luas, di luar atau di dalam kompleks stasiun luar angkasa. “Proyek ini mewujudkan janji bahwa di masa depan, robot bisa bekerja di luar angkasa maupun di Bumi. Tak hanya untuk menggantikan manusia, tapi juga bekerja bersama manusia,” kata Direktur Sistem Eksplorasi NASA Washington, John Olson, sperti dimuat laman NASA. “Gabungan potensi robot dan manusia, akan memungkinkan kita untuk pergi jauh, mencapai lebih dari apa yang mungkin bisa kita bayangkan hari ini. Tak hanya bentuknya yang seperti manusia, R2 juga mirip cara kerja manusia, bahkan bisa menggantikan manusia dalam tugas-tugas berbahaya.
Untuk saat ini, R2 masih berbentuk prototipe dan tidak memiliki perlindungan yang memadai untuk ada di luar stasiun ruang angkasa dalam temperatur ekstrim
Robot Nanopartikel Atasi Kanker
Perkembangan teknologi di dunia kesehatan semakin melesat. Kini, ilmuwan sukses mengembangkan robot supermini yang dapat mendeteksi kanker sejak dini. Bahkan, robot ini mampu mematikan potensi kanker dalam aliran darah.
Seperti dilansir myfoxla.com, temuan itu diprakarsai sebuah tim peneliti dan pelaku medis dari Caltech. Robot superkecil nanopartikel ini dilaporkan bisa masuk ke dalam aliran darah pasien. Robot itu membawa ‘pesan’ terapi untuk memusnahkan titik potensi kanker dalam tubuh.
Bahkan seorang doktor dari UCLA menyebut ini adalah teknik yang sangat baru. Doktor UCLA itu juga mengakui bahwa cara ini dapat digunakan tim dokter lainnya.
Nantinya, obat yang digunakan bisa ‘menumpang’ robot nanopartikel menuju target. Karena hingga kini, dia mengakui ukuran target sangat kecil bahkan terlalu tersembunyi dan sangat riskan.
Sebelumnya, terapi rekayasa genetik ini untuk memasukkan sel tumor demi menghambat perkembangan produksi protein penyebab kanker. Hasil penelitian berpotensi mencegah dan mengobati kanker. Demikian disampaikan Kepala peneliti, Gregory Adams, dari Fox Chase Cancer Center Philadelphia. “Ini adalah sesuatu yang kita nantikan. Rekayasa gen secara langsung mendorong kanker menghentikan produksi protein tertentu,” ucapnya tanpa menyebutkan jenis RNAi yang dimaksud.

Robot Fisioterapi Pasca Stroke

Kelumpuhan sering dialami setelah stroke, di antaranya pada bagian lengan. Kini para ahli tengah mengembangkan robot untuk melatih fungsi gerak pada bagian tersebut. Dikutip dari BBC tim peneliti dari Brown University di Rhode Island yang menemukan alat tersebut menggambarkannya sebagai power steering untuk lengan. Pasien tinggal meletakkan lengan atas di alat yang diberi nama MIT-Manus tersebut, lalu melakukan gerakan tertentu. Robot akan mengenali gerakan, lalu memberi dorongan untuk membantu jika dibutuhkan.
The New England Journal of Medicine melaporkan, banyak pasien stroke merasakan peningkatan kualitas hidup setelah dibantu alat tersebut. Pengujian dilakukan terhadap 127 pasien, yang rata-rata telah mengalami stroke 5 tahun sebelumnya. Mereka dibagi dalam 3 kelompok dan diberi terapi yang berbeda-beda. Kelompok pertama mendapatkan fisioterapi dengan robot selama 3 bulan. Kelompok kedua mendapat fisioterapi dengan intensitas yang sama, namun dengan didampingi fisioterapis. Kelompok ketiga hanya perawatan biasa, tanpa terapi intensif.
Pengamatan dilakukan pada kemampuan untuk melakukan gerakan sehari-hari seperti memegang sendok-garpu, membuka botol, hingga menalikan sepatu. Hasilnya, fisioterapi dengan robot maupun didampingi fisioterapis sama-sama memberikan perbaikan fungsi gerak yang signifikan. Para ahli stroke di Inggris mengakui temuan ini sangat menarik. Namun begitu belum bisa digunakan secara luas, karena masih dalam tahap awal pengembangan. Fisioterapi secara intensif memang dibutuhkan oleh pasien setelah mengalami stroke, untuk memaksimalkan pemulihan fungsi gerak yang hilang. Terapi tersebut perlu pendampingan, sehingga kendala yang dihadapi adalah tenaga dan waktu yang dibutuhkan tidak sedikit.
Robot Untuk Atasi Kegemukan
Cory Kidd, CEO Intuitive Automata, berpose dengan robot hasil rancangannya di markas perusahaan itu di Hongkong Senin lalu (26/4). Robot bernama Autom tersebut bisa menjadi solusi dalam mengatasi kegemukan. Dia bisa membantu diet dan menurunkan berat badan. Pengguna bisa mengobrol dengan robot setinggi 38 sentimeter itu dengan menekan salah satu tombol layar sentuh pada display-nya. Lalu, Autom akan menghitung kebutuhan kalori si pengguna serta memberikan feedback dan dorongan atas program penurunan berat badannya.
Robot Untuk Militer
Militer Zionis Israel kini sedang mengembangkan robot bersenjata dan bisa membantu pasukan tempur Israel. Bahkan robot ini diharapkan mampu berbicara dalam bahasa Arab untuk bernegosiasi dengan orang-orang bersenjata dan melaksanakan aksi bunuh diri, jika perlu. Di samping itu robot ini diharapkan bisa mengirimkan gambar real time dari pertempuran secara langsung dan segera, tanpa harus memasukkan personil militer untuk untuk menjelajahi lokasi peperangan.
Seperti dilaporan radio militer Zionis Israel, Ahad (28/3), Angkatan Darat Israel berencana untuk memberikan robot “Harbutim” ke setiap resimen tempur. Robot ini dilengkapi dengan senjata mesin seukuran senapan M16, dan dapat berbuat lebih banyak untuk memberikan informasi intelijen kepada militer Israel.
Dalam konteks yang berkaitan, militer Israel kini sedang mengembangkan sebuah alat mekanik yang disebut “Mashgichon”, dilengkapi dengan kamera dan sensor, untuk menggantikan prajurit dalam operasi penjagaan dan membantu pasukan keamanan untuk mengetahui apa yang terjadi di luar gedung.

Sepertiga Tentara dari Robot
Surat kabar Amerika “The Wall Street Journal” sebelumnya mengungkap, untuk menghindari kerugian manusia yang ditanggung dalam berbagai konflik, Israel mengembangkan armada robot mekanik tempur yang beroperasi secara otomatis di udara, laut dan darat. Para ahli memperkirakan bahwa sepertiga pasukan militer penjajah Israel dari robot dalam waktu 10 hingga 15 tahun mendatang.
Seperti dikutip islamonline, dari The Wall Street Jyurnal, dikatakan, “Ketidakmampuan menanggung kerugian dalam konflik selama lebih dari enam puluh tahun perang dan pengembangan teknologi canggih telah membuat Israel sebagai salah satu negara terkemuka di dunia menciptakan robot militer.”
Kepala Departemen Teknologi Angkatan Udara Israel Erwin Berebe mengatakan, “Kami mencoba membuat alat yang bekerja secara otomatis di semua lokasi medan perang, sebagai alternatif dari pasukan manusia. Hal itu akan memungkinkan untuk melakukan lebih banyak tugas-tugas tanpa membahayakan nyawa setiap tentara.”

Era Robot
Vice President dari perusaaan sistem pertahanan canggih Israel “Rafael”, Giora Katz, mengharapkan dalam waktu 10 – 15 tahun sepertiga dari pasukan militer Israel adalah robot. “Dalam kurun waktu 10-15 tahun sepertiga pasukan militer Israel akan terdiri dari para robot. Kita sedang bergerak menuju era robot,” demikian seperti dikutip Wall Street Journal.
Menurut Wall Street Journal lebih dari 40 negara sedang bersandar pada penggunaan program robot militer. Sehingga Amerika Serikat dan banyak negara menggunakan pesawat tanpa awak, bahkan pejuang Hizbullah di Lebanon pernah meluncurkan empat pesawat tanpa awak yang dibuat di Iran selama perang musim panas tahun 2006 dengan Israel.

Dalam invasi ke Irak pada Maret 2003, Amerika Serikat menggunakan sejumlah pesawat tersebut sebagaimana juga digunakan saat ini dalam serangan di daerah suku-suku di Pakistan. Amerika saat ini memiliki sekitar tujuh ribu mesin otomatis yang beroperasi di udara dan lebih dari 12 ribu di daratan untuk melaksanakan misi-misi pengintaian dan serangan udara. Tahun lalu pasukan udara Amerika untuk pertama kalinya melatih para pilot untuk pesawat tanpa awak yang jumbalhnya lebih banyak dari pilot-pilot dari unsur manusia yang diperlukan untuk pesawat jet tempur dan pembom.

Teknologi Israel
Mantan pejabat militer Amerika Serikat, Thomas Tate, menisbatkan keunggulan Israel pada Jepang dan Amerika Serikat dalam program-program seperti itu untuk bergerak cepat dalam pengembangan dan penyebaran alat-alat tersebut untuk memenuhi kebutuhan lapangan.
Di antara teknologi modern yang menempatkan Israel pada puncak, adalah kendaraan “Jawardiom” darat (semacam perahu pasir), yang bisa mengendalikan diri sendiri, di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza dan Libanon.

Israel menenmpatkan kendaraan ini di perbatasan utara dengan Libanon untuk mencegah infiltrasi Hizbullah ke Israel, setelah terjadinya penculikan dua tentara Israel pada tahun 2006. Israel sebelumnya mengungkapkan telah menggunakan buldoser yang bergerak secara otomatis selama agresi terakhir di Gaza setahun lalu yang terjadi selama antara 20 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009.
Para insinyur Israel memperkirakan akan ada penempatan kendaraan yang dikendalikan melalui suara, berjalan dengan 6 roda dan mampu membawa sekitar 250 kilogram perlengkapan. Israel telah mengembangkan sebuah perahu cepat bersenjata bernama “Protector SP”, yang berjalan secara otomatis setelah serangan terhadap Israel di lepas pantai Gaza pada tahun 2002. Perahu cepat ini memainkan peran penting dalam Marinir Israel hari ini. Israel juga telah mengembangkan pesawat canggih setelah rudal-rudal patriot Suriah di Libanon membuatnya mengalami kerugian telak, dengan hilangnya jet tempur Israel. Para analis militer mengatakan bahwa teknologi baru dalam perang mungkin memiliki dampak strategi berdasarkan karakter konflik yang dialami Israel dengan musuh-musuhnya seperti Hizbullah dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
Israel sendiri telah melakukan pembelian persenjataan besar-besaran pada tahun 2009 dan memproduksi senjata lainnya secara lokal. Untuk itu Israel mengalokasikan anggaran yang digambarkan sebagai “terbesar dalam sejarah Israel”; sebagai perkiraan nilainya sebesar 319 milyar syikal (sekitar $ 15 milyar), meningkat 12,5 miliar shekel dari tahun 2008.





Automatic Cooking Robot yang sedang dikembangkan oleh Shanghai Jiaotong University, Yangzhou University dan pengusaha (restoran) dari Shenzhen adalah sebuah robot yang bisa memasak sampai 600 jenis masakan cina. Bayangkan hanya dengan menekan tombol jenis masakan Cina tertentu beberapa saat langsung tersedia masakan yang lezat dan hangat.