1. Death Rattle
Death Rattle adalah istilah umum rumah sakit saat pasien yang hendak meninggal mengeluarkan suara yang mengerikan, namun apa sebab suara ini keluar?
Hal ini terjadi setelah hilangnya refleks batuk dan kehilangan kemampuan untuk menelan. Hal ini menyebabkan akumulasi kelebihan air liur di tenggorokan dan paru-paru.
Meskipun jarang menyebabkan nyeri kepada pasien, anggota keluarga akan merasa resah dan terganggu karena suara ini.
Siapa pun yang pernah mendengar suara kematian mungkin akan teringat-ingat terus. Penyedotan, obat anti nyeri dan anti-kecemasan biasanya diberikan untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien.
2. Cheynes-Stokes Respiration
Ini adalah pola pernapasan yang sangat abnormal ditandai dengan napas yang sangat cepat dan kemudian periode tidak bernapas (apnea). Dalam jangka pendek, jantung menjadi lemah dan terlalu banyak bekerja, ini membuat tubuh hiperventilasi (bernapas normal cepat) dan, kemudian, tidak ada energi lebih untuk bernapas untuk jangka waktu lama (apnea).
Ini berarti organ-organ semakin kekurangan darah, dan dengan demikian, oksigen kurang. Tanpa oksigen, sel-sel di organ mulai mati, organ-organ mati dan akhirnya kematian individu tersebut.
Meskipun juga dapat terjadi pada orang dengan gagal jantung, atau gangguan pernapasan lainnya, biasanya gejala ini hadir pada saat kematian akan datang.
3. Defecation
Setelah kematian, setiap otot dalam tubuh manusia akan berhenti untuk menerima energi dalam bentuk ATP. Akibatnya, perut akan relaks dan buang air besar dapat terjadi. Hal ini terutama berlaku pada individu yang telah makan dalam periode lama sebelum waktu kematian mereka.
Faktor lain yang berkontribusi buang air besar setelah kematian adalah seberapa cepat tubuh seseorang biasanya mencerna makanan. Hal ini ditemukan lebih sering dalam kematian tak terduga daripada kematian normal.
Pasien di pusat-pusat rumah sakit mungkin tidak memiliki nafsu makan selama beberapa hari sebelum kematian, dan dengan demikian, mungkin tidak akan buang air besar pada tempat tidur mereka.
4. Rigor Mortis
Rigor Mortis adalah kekakuan setelah kematian, tidak hanya manusia bahkan binatang pun mengalami rigor mortis.
Setelah kematian, tubuh tidak mampu untuk memecahkan ikatan yang menyebabkan keadaan kontraksi terus-menerus. Dalam kebanyakan kasus, rigor mortis dimulai dalam 1-3 jam setelah kematian, dan mulai benar-benar kaku setelah 24 jam.
Bahkan kelopak mata pun mengalami rigor mortis, jika setelah 3 jam kelopak mata tidak ditutup maka mata si mayat akan tetap terbuka. Rigor mortis juga mempengaruhi otot-otot lain, menyebabkan jantung kelihatan membesar, air mani keluar sendiri, dan munculnya tonjolan-tonjolan di tubuh mayat.
5. Livor Mortis
Livor mortis adalah warna ungu-merah yang muncul ketika darah tenggelam kebagian tubuh tertentu. Livor mortis terjadi dalam area tubuh yang menyentuh tanah atau yang menerima tekanan karena kapiler yang dikompres.
Ini mirip dengan menekan jari Anda pada lengan Anda selama beberapa detik dan mengamati sidik jari anda menjadi putih selama sekitar tiga detik.
Konsep ini membantu koroner menentukan posisi kematian. Kehadiran atau ketidakhadiran koroner juga dapat membantu untuk menentukan perkiraan waktu kematian. Hal ini biasanya dimulai 1-2 jam setelah kematian dan menjadi permanen atau 'tetap' dalam 6-12 jam.
6. Algor Mortis
Adalah turunnya temperatur tubuh seiring dengan kematian. Terjadi bila suhu diluar lebih dingin dari suhu tubuh. Orang yang meninggal di lantai kamar mandi lebih cepat turun suhu tubuhnya daripada orang yang meninggal di luar kamar mandi.
Anak kecil lebih cepat turun suhu tubuhnya daripada orang gemuk. Namun normalnya butuh 24 jam sampai tubuh benar-benar menjadi dingin atau suhu tubuhnya sama dengan lingkungan sekitar.
7. Tache Noire
Tache Noire, secara harfiah berarti 'titik hitam', adalah garis cokelat gelap kemerahan yang akan membentuk horizontal di bola mata. Selama hidup, bola mata tetap lembab karena berkedip, tapi kadang-kadang mereka tidak lagi dilindungi setelah kematian.
Oleh karena itu, Tache Noire akan terjadi pada individu yang kelopak mata tidak tertutup setelah kematian. Demikian pula, membran mukosa lain seperti lidah yang akan gelap setelah terpapar udara yang terlalu lama.
Jika individu tenggelam, atau tubuh itu ditemukan dalam air, NoireTache tidak akan ditemukan sebabnya adalah karena bola mata harus terkena udara kering.
8. Purge Fluid
Adalah cairan berwarna merah kecoklatan yang keluar dari mulut dan lubang anus, sering disalahartikan sebagai cedera otak atau darah biasa. Ini muncul sebagai akibat dari gas yang terbentuk di seluruh tubuh.
Ketika terjadi pembentukan gas dalam perut dan usus, perut dapat menjadi tegang dan buncit. Selanjutnya, peningkatan tekanan abdomen menyebabkan pembersihan cairan kotor, darah kebiruan dari vagina, mulut dan hidung.
Sebuah cairan bercampur kotoran yang sama juga akan muncul dari rektum (anus). Purge Fluid dapat berguna dalam menentukan waktu kematian. Jika seseorang meninggal dalam iklim panas, seperti Texas atau Meksiko, cairan ini dapat dilihat dalam waktu kurang dari 24 jam.
9. Degloving
Setelah kematian kulit akan mengelupas, terutama kulit pada jari-jari dan kuku, gejala ini membuat kulit mengelupas seperti sarung tangan atau kaos kaki. Hal ini terjadi sebagai akibat dari pembengkakan gas pada batang leher dan anggota badan, yang menjadi bengkak sehingga seseorang dapat mengira mayat itu obesitas.
Ketika gas busuk berada di bawah sejumlah besar tekanan, mereka melepaskan diri dari tubuh dan seluruh massa yang membusuk hancur bersama jaringan lunak.
Degloving adalah istilah yang tepat karena anda dapat menarik kulit tangan mayat seperti anda melepas sarung tangan. Uniknya walau kulit luar dapat mengelupas, sidik jari si mayat masih tetap ada.
10. Maceration
Maserasi berarti 'lunak dalam rendaman' dalam bahasa Latin. Hal ini mengacu kepada bayi yang mati dalam rahim, antara bulan keenam dan bulan kesembilan kehamilan.
Dekomposisi mereka sedikit berbeda karena terendam lama di dalam cairan ketuban. Mereka menyerupai mayat direndam dalam air. Kulit bayi akan terlihat seperti mendidih atau 'terbakar' karena kulit mereka terlepas dari tubuh.
Jika bayi tersebut tetap berada di rahim selama beberapa hari, tengkorak mulai hancur dan otak mulai mencair. Jika bayi dikeluarkan dari rahim dalam waktu 24 jam setelah mereka mati, dan udara masuk ke dalam tubuh sang ibu maka bukan maserasi yang terjadi namun pembusukan.