Josh Hodgkiss, Kisah Tragis Seorang Bocah yang Kebal Rasa Sakit

Semua orang pasti tak ingin merasakan sakit. Tapi, bagaimana jika tubuh benar-benar kebal atau tak bisa merasakan sakit sama sekali, seperti yang dialami bocah tiga tahun asal Telford, Shropshire, Inggris: Josh Hodgkiss.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2011/06/14/article-0-0C8DAF5B00000578-567_468x449.jpg

Lantaran tak bisa merasakan sakit, Josh santai mencabut kukunya sendiri, menggigit lidahnya hingga terpotong setengah, dan membenturkan tubuhnya hingga lebam. Ia tak sadar telah menyiksa diri sendiri. Ia bahkan tak sadar aksi itu bisa membuat nyawanya melayang.

Bocah laki-laki itu terlahir dengan kelainan genetik langka yang disebut Smith-Magenis Syndrome. Diperkirakan hanya menyerang satu dari setiap 25 ribu anak. Kondisi itu juga membuatnya tidak memiliki konsep tentang bahaya dan memiliki pola tidur kacau. Ia kerap terjaga ketika semua orang tidur lelap.

Demi melindungi putranya, pasangan Mark dan Stephanie Hodgkiss rela menghabiskan £12 ribu atau lebih Rp165 ratus juta untuk mendesain interior rumah agar aman bagi Josh. Mulai dari pelindung dinding yang empuk, hingga lampu sensor untuk mencegah Josh menyakiti dirinya sendiri.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2011/06/14/article-0-0C8DAF7300000578-852_468x341.jpg

Mereka juga membeli tenda khusus 'SafeSpaces' seharga £10 ribu atau sekitar Rp140 juta untuk tempat Josh menghabiskan waktu sendiri saat semua terlelap.

"Hal terburuk tentang kondisinya adalah dia tidak merasa sakit. Ini menakutkan. Saya pernah keluar dari kamar mandi dan melihat darah di mana-mana. Lidahnya robek setengah, tapi ia hanya duduk santai menonton televisi," kata sang ibu.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2011/06/14/article-0-0C8DADF300000578-865_468x623.jpg

Josh tak hanya menyakiti dirinya sendiri. Tanpa memiliki konsep sakit, Josh bisa berubah menjadi sosok mengerikan. Ia kerap menyerang orangtua dan dua saudaranya dengan kekerasan serupa. "Dia pernah mematahkan hidung saya, tapi dia santai saja tak merasa bersalah," sang ibu menambahkan.

Dengan kondisi itu, sang ibu terus mendampingi Josh sepanjang waktu. Sang ibu harus terus memantau aktivitas Josh agar tak membahayakan diri sendiri dan orang lain.