Puasa di bulan suci Ramadhan adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim. Untuk mengejar pahala dan berkah dibulan penuh ampunan ini, mereka pun berlomba melakukan ibadah puasa. Namun apakah puasa selama sebulan penuh ini aman dan tidak berpengaruh bagi para ibu hamil? Para peneliti di Turki mencoba membuktikannya melalui sebuah penelitian.
Sekitar 65 orang ibu hamil dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dikensoy E dan rekannya dari Obstetrics and Gynecology Department, Gaziantep University, Gaziantep, Turki. Mereka kemudian membagi responden ke dalam dua kelompok, yakni kelompok ibu hamil sehat berpuasa sebanyak 36 orang dan kelompok ibu hamil sehat tidak berpuasa sebanyak 29 orang. Kesemua responden diteliti di rumah sakit universitas Gaziantep, Turki selama satu bulan Ramadan penuh.
Untuk mengevaluasi efek bulan puasa pada janin, tim peneliti menggunakan doppler ultrasonography pada semua responden di awal puasa dan kemudian dilanjutkan seminggu sekali hingga bulan puasa berakhir.
Dari hasil penelitian diketahui tidak ada perbedaan signifikan antara dua kelompok tersebut. Baik ibu hamil yang berpuasa dan yang tidak berpuasa ditemukan tidak mengalami perbedaan dalam hal pertambahan berat badan ibu, pertambahan bobot bayi teramati, kesehatan bayi, jumlah air ketuban, dan keadaan pembuluh darah tali pusar. Malah, pada ibu hamil yang berpuasa, yang tidak bermasalah dengan kandungannya selama 20 minggu atau lebih, ditemukan mengalami peningkatan kadar hormon kortisol di dalam darah, sedangkan rasio LDL/HDL cenderung menurun. Ini membuktikan bahwa puasa di bulan Ramadan tidak memberikan pengaruh atau dampak buruk pada perkembangan bayi.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terbitan Jerman, Archives of Gynecology and Obstetrics, dengan judul “The effect of Ramadan fasting on maternal serum lipids, cortisol levels and fetal development”.