Metode Belajar Matematika Sambil Main Bola Bekel
Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan metode pembelajaran Matematika menggunakan permainan bola bekel.
Quote: Di tangan Ria Wahyuningsih dan Nurika Istikomah dari program studi Pendidikan Matematika serta Selvi Hana Fariska dari program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UMY, permainan bola bekel pun diutak-atik menjadi alat belajar Matematika yang menyenangkan.
Mereka mengembangkan penggunaan bola bekel untuk memperkenalkan konsep bilangan, urutan bilangan, dan operasi bilangan sederhana bagi siswa sekolah dasar (SD).
Ria menjelaskan, penggunaan bola bekel untuk proses belajar matematika dilatarbelakangi kenyataan bahawa ilmu Matematika banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Matematika bahkan sudah diajarkan sebelum anak mulai menempuh pendidikan formal. Misalnya pada umur sekira dua tahun, orangtua biasanya sudah mengajari anak mereka untuk mengurutkan bilangan,” kata Ria seperti dikutip dari situs UMY, Selasa (10/5/2011).
Nurika menambahkan, bola bekel dipilih karena harganya cukup murah dan mudah diperoleh. “Selain menghibur, permainan bola bekel juga mengandung banyak konsep bilangan sebagai dasar matematika seperti mencacah, pengelompokan atau klasifikasi, transformasi, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian,” ujarnya mengimbuhkan.
Konsep Matematika yang diajarkan tiga dara tersebut melalui permainan bola bekel adalah konsep mencacah. “Para pemain bola bekel diminta mengambil biji bekel satu per satu hingga semua biji bekel terambil sambil melafalkan bilangan satu hingga enam. Lalu mereka diajak untuk berhitung dari satu hingga enam,” kata Selvi.
Konsep belajar matematika dengan bola bekel juga mengenalkan konsep pengelompokan dan transformasi. Pertama, pemain dikenalkan dengan sisi-sisi biji bekel. Ketika permainan berlangsung, pemain menyamakan sisi biji bekel. “Penyamaan sisi biji bekel merupakan klasifikasi dan trasformasi terhadap bangun ruang sederhana,” Selvi mengimbuhkan.
Konsep penjumlahan dan pengurangan diajarkan ketika pemain mengambil satu per satu biji bekel. Ketika pemain mengambil dua biji bekel sekaligus, mereka sedang belajar proses penjumlahan. “Setiap kali pemain mengambil satu per satu atau dua-dua biji bekel, maka proses pengurangan terjadi di lantai yaitu enam di ambil satu, diambil satu, diambil satu, jadi sisa tiga biji bekel,” ujar Selvi menjelaskan.
Sebagai ilmu dasar, Matematika akan selalu diajarkan sepanjang seseorang menempuh pendidikan. “Mempelajari Matematika adalah sarana latihan untuk menghadapi persoalan hidup dan menyelesaikan persoalan tersebut secara tepat dan rasional,” tutur Ria.
Nurika menambahkan, permainan bola bekel membuat seorang anak bermain sekaligus belajar. Konsep pengajaran ini juga telah mereka ujicobakan di TK RA Muslimat NU Assalam di Bendosari Gede, Salam, Magelang, dengan hasil baik.
Konsep belajar sambil bermain ini membuat anak-anak usia pra sekolah tertarik belajar konsep bilangan serta meningkatkan pengetahuan mereka mengenai konsep bilangan. “Pengajaran Matematika melalui permainan juga mengubah predikat Matematika dari pelajaran yang menakutkan dan membosankan menjadi pelajaran yang menantang dan menyenangkan,” kata Nurika.