Setiap  hari kita menggunakan banyak alat hasil penemuan para ilmuwan  yang  mempermudah kita melakukan sesuatu.  Dari yang paling sederhana  misalnya  sendok dan palu. Penemuan yang kompleks misalnya mobil dan  telepon. 
Banyak orang berpikir bahwa hanya manusia yang menciptakan alat. Jangan   salah, hewan juga banyak menggunakan alat bantu. Apa saja penemuannya?   simak yuk!
Semut api menggunakan lumutnya untuk menyerap air dan membawanya ke sarang. Berang-berang laut menggunakan batu sebagai palu untuk membuka cangkang kerang. Apakah sejak lahir mereka mengetahui hal ini? Ataukah mencontoh penemuan berang-berang yang lain?
Para  ilmuwan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan  mengamati  binatang di alam. Mereka telah mencatat bahwa semua  berang-berang  laut-muda dan tua-menggunakan batu untuk memecahkan  cangkang keras. Pada  dasarnya semua melakukannya dengan cara yang sama. 
Dan semua semut api  menggunakan lumut dengan cara yang sama juga. Jadi  penggunaan alat oleh   berang-berang dan semut api mungkin merupakan  kemampuan bawaan.
Penemuan Simpanse
Rayap menyerang tongkat, dan tongkat itu ditariknya keluar, telah dikerubuti oleh rayap lezat. Tidak seperti berang-berang laut, simpanse secara individu membuat dan menggunakan alat berbeda.
Simpanse  muda belajar keterampilan dengan menonton simpanse lebih  tua. Beberapa  kali yang muda membuat penyelidikan dari sebuah ranting,  alat ini kasar  dan tidak bekerja dengan baik.
Dengan berlatih, simpanse muda  meningkatkan keterampilan mereka membuat  alat.
 
Penemuan Tikus
Kita tahu tikus itu bisa menggerogoti dan merusak apa saja, tidak hanya kayu, plastik bahkan sabunpun digigitinya. Tapi tikus itu tidak mati karena menelan apa saja yang digerogotinya, bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dr  Paul Sherman dan Gabriela Shuster meneliti Gerbil - jenis tikus  Afrika  ini tinggal di bawah tanah, dengan koloni biasanya mencapai  hingga tiga  ratus ekor. Di laboratorium Dr Sherman Cornell University,  mengurung  mereka didalam rumah kotak plastik besar berlubang-lubang  kecil untuk  sirkulasi udara.
Mereka langsung saja menggerogoti lubang dengan  gigi depan yang besar,  untuk membuat lubang bertambah besar, supaya  mereka bisa kabur dari  situ.? ?
Sebelum menggerogoti plastik, supaya  plastik itu tidak tertelan, tikus  mencari sepotong kayu atau mengupas  akar. Ia menaruh potongan atau  kupasan di belakang gigi depan.  “Pelindung” ini seperti perisai di  mulutnya untuk menahan serpihan dan  debu plastik agar tidak masuk ke  tenggorokan / tertelan.
Dr.  Sherman dan Ms. Shuster tidak yakin kapan tikus mulai  menggunakan  “pelindung”. Tidak ada yang melihat jika tikus menggunakan  potongan kayu  saat binatang ini pertama kali dibawa ke laboratorium dua  puluh tahun yang  lalu.
Para ilmuwan juga tidak tahu apakah tikus liar menggunakan  “pelindung”  ketika mereka menggerogoti tanah karena tidak ada yang  pernah melihat  mereka bekerja di bawah tanah. 
Untuk  mempelajari lebih lanjut, Sherman dan Shuster menambahkan  potongan  batu-pasir halus, mirip dengan tanah asli. Tikus kadang-kadang   menggunakan “pelindung”, tapi tidak sesering ketika mereka menggigit   plastik.
Ketika para peneliti menambahkan gabus, busa plastik, dan tanah  liat,  dan barang-barang yang bisa langsung rusak / patah dalam sekali   gigitan, tikus tidak menggunakan “pelindung” untuk menggerogotinya. Jadi   ia bisa menilai kapan ia butuh “pelindung” atau tidak.
Apakah semua tikus menciptakan “pelindung” untuk melindungi iritasi plastik yang masuk tenggorokan mereka? Tikus di beberapa laboratorium menggunakan potongan kayu dengan cara yang sama. Ini bisa berarti bahwa semua tikus tahu cara untuk melindungi tenggorokan mereka saat menggerogoti sesuatu untuk mencari makan atau kabur dari suatu tempat.
Tapi  hanya tikus yang lebih tua yang menggunakan potongan kayu. Hal  ini bisa  menjadi petunjuk bahwa tikus muda dilahirkan tidak tahu  bagaimana  menggunakan potongan kayu sebagai “pelindung”, tetapi harus  belajar dari  orang tua mereka. Itu berarti setidaknya seekor tikus  menciptakan alat.  Naluri atau penemuan? Tidak seorangpun yakin. Namun  “keahlian” ini  diwariskan turun-temurun.
 
Gagak Memecahkan Masalah dan Menemukan Solusi
Binatang lain yang dapat memikirkan solusi pemecahan masalah adalah gagak. Burung ini mengumpulkan batu, kemudian menjatuhkan mereka pada musuh. Apakah ini adalah penemuan gagak? Untuk mengetahui, Dr Bernd Heinrich memberi gagak masalah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Dr. Bernd mengikat daging pada ujung tali panjang yang diikat pada sebuah dahan. Satu-satunya cara bagi gagak untuk makan daging adalah menarik tali sampai ke tempat mereka bertengger. Tapi Dr Heinrich membuat masalah sulit dengan memilih sebuah tali yang sangat panjang. Apa yang kira-kira gagak akan lakukan ya?
Awalnya  satu gagak mematuk tali atau menukik daging yang diikat tali  itu, namun  gagal. Akhirnya, seekor gagak yang lain bertengger di dahan  dan  menggulung pendek tali dengan paruhnya.
Gagak menggunakan sebelah  kakinya untuk menjepit tali ke dahan,  mencegah daging tidak jatuh kembali ke  tempat asalnya. Burung itu  kemudian menggunakan paruhnya untuk  menggulung benang pada dahan supaya  menjadi pendek. Setelah  mengulanginya beberapa kali, burung itu bisa  mengambil daging. Pintar  ya?
Akhirnya, sebagian besar gagak lainnya yang melihat  temannya  melakukan itu, menggulung tali dengan cara yang sama. Setelah  mereka  mengetahui caranya, mereka dapat menggunakan cara dengan sempurna   setiap kalinya.
Karena tidak ada gagak yang tahu dari awal bagaimana cara  memecahkan  masalah, namun mereka berusaha menemukan caranya melalui  beberapa kali  percobaan, Dr Heinrich menyimpulkan bahwa mereka telah  berhasil  menemukan solusi.
