Terlahir di Lochfield, Skotlandia, 6 Agustus 1881, Sir Alexander Fleming (1881-1955) menemukan Penisilin, sejenis bakteri yang berfungsi melawan bakteri berbahaya yang terdapat di dalam tubuh manusia. Pasien pertama yang pernah merasakan khasiat temuan Fleming adalah mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill.
Fleming menyelesaikan sekolahnya di Louden Moor School, Darvel School, dan Akademi Kilmarnock sebelum akhirnya pindah untuk meneruskan kuliahnya di Politeknik. Dia sempat bekerja di kantor pelayaran sebelum masuk ke Fakultas Kedokteran St. Mary’s, Universitas London. Bersama pembimbingnya di St. Mary’s, Sir Almroth Wright, Fleming mulai melakukan penelitian di tahun 1906. Pada tahun 1914 Fleming berhasil menamatkan gelar sarjananya di kampus St. Mary’s.
Di tahun 1928, Fleming menekuni bidang kedokteran. Ia melakukan penelitian pada gerakan alami bakteri dalam darah dan antiseptik. Kerja keras Fleming terlihat semakin sibuk melakukan penelitian terhadap kerja substansi antibakteri. Hingga suatu hari ia menemukan substansi bakteri yang ia teliti ternyata tidak dapat meracuni jaringan hewan.
Sebutan “penisilin” juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari kelompok penisilin. Penisilin dianggap sebagai produk antibiotik yang cukup aman dibandingkan obat sejenisnya. Bila obat antibiotik lainnya menimbulkan efek samping, seperti alergi, maka penisilin dapat menjadi rujukan terakhir untuk mengobati pasien yang mengalaminya.
Sir Alexander Fleming (1881-1955)
Dua kali untuk W. Churchill
Apa yang diperjuangkan Fleming semasa hidupnya membawa mukjizat meskipun lahir dari keluarga petani. Sewaktu masih muda ia pernah menolong seorang anak yang sakin kegirangannya berenang di sebuah kolam nan jernih yang hampir saja tenggelam. Ternyata anak kecil itu adalah Winston Churchill yang kelak menjadi perdana menteri Inggris. Karena pertolongan Fleming, ayah Churchill membalas budi dengan menyekolahkan Fleming sampai kuliah di kedokteran St. Mary’s.
Kedermawanan ayah Churchill sebagai “upah pertolongan” Fleming terhadapWinston Churchill terus berlanjut. Pada bulan Desember 1943, saat itu Winston Churchill yang sudah menjabat perdana menteri Inggris sedang sakit parah karena pneumonia di suatu tempat di Afrika Utara. Si penemu ‘peluru ajaib’ langsung bergegas menemui dan mengobati perdana menteri yang sedang sakit keras tersebut. Artinya, Fleming untuk kedua kalinya menyelamatkan nyawa orang yang sama: Winston Churchill.
Fleming yang sudah bergelar sarjana menemukan jaringan dan sekresi pada tahun itu. Ia menyebutnya lyzozyme – subtansi penting dalam bakteri. Secara tidak sengaja saat meneliti virus flu, dia menemukan bercak pada lempengan Staphylococcus membentuk lingkaran “anti bakteri” di sekeliling virus itu. Hal itulah yang mengilhami Fleming untuk meneliti lebih lanjut bahwa substansi itu mencegah pertumbuhan Staphylococci, walaupun diencerkan 800 kali. Akhirnya Fleming menyebut substansi aktif itu sebagai penisilin. Sakin efektifnya, penisilin dikembangkan hingga menghasilkan terobosan baru dengan hadirnya produk antibiotik yang menyeimbangi penisilin. Hasil penemuannya semakin berguna saat perang dunia I berlangsung. Tentara yang terlibat perang terluka karena terjangkit bakteri yang kemudian diberikan antibiotik.
Tekad Fleming sungguh besar untuk menjadi dokter hingga penemuannya dihargai Nobel Perdamaian bidang fisiologi (kedokteran) pada tahun 1945. Selain gelar Nobel, pada tahun yang sama ia terpilih sebagai anggota the Pontifical Academy of Science, dan anggota kehormatan hampir semua komunitas kedokteran maupun perkumpulan ilmuwan. Gelar demi gelar ia raih karena baktinya bagi dunia kesehatan.
Pada tanggal 11 Maret 1955 Fleming meninggal pada usia 73 tahun karena serangan jantung. Namun, peluru ajaib yang pernah ia temukan hingga kini masih ampuh bagi kalangan medis di seluruh dunia. Menurut penelitian, penisilin dapat digunakan secara klinik untuk pengobatan difteria, antraks, gonore, bahkan sifilis!.