Sekitar tahun 3000-1500 SM di ibukota Hindustan, Mohenjodaro, dibuat
saluran air dan kloset yang mempunyai saluran pembuangan. Akan tetapi,
bersamaan dengan hancurnya peradaban Hindustan, kloset itu pun ikut
menghilang karena tidak bisa bertahan sampai zaman berikutnya.
Waktu pun berlalu…
Pada tahun 1371 di London, Inggris, dibuat UU (Undang-Undang) yang
berbunyi “Barang siapa membuang tinja dari jendela, harus membayar denda
sebesar empat shilling”. Walaupun begitu, tetap saja ada orang yang
diam-diam membuang tinja. Ternyata bukan hanya seorang, tapi semua orang
membuang tinja tanpa peduli dengan peraturan yang sudah ada. Jadi,
kalau sedang berjalan santai di kota London, jangan kaget kalau
tiba-tiba ada tinja yang jatuh dari langit.
Maklum, London merupakan ibukota besar. Sejak dulu, orang
berbondong-bondong datang ke London untuk mencari pekerjaan. Akibatnya,
tak ada lagi lahan untuk tempat tinggal. Untuk mengatasinya, dibangunlah
gedung-gedung tinggi di kota London (rumah susun).
Pada waktu itu, kloset dengan saluran pembuangan air belum ada. Jadi,
orang-orang London menggunakan “close stool” (pispot dengan tempat
duduk). Tinja ditampung dalam pispot, kemudian orang-orang harus membawa
pispot tersebut keluar gedung untuk membuang tinja ke parit atau ke
tempat-tempat lain yang diinginkan.
Banyak penghuni gedung rumah susun yang tinggal di lantai atas mengeluh,
karena tiap hari mereka harus keluar gedung, naik turun tangga untuk
membuang isi pispot. Terkadang isi pispot dirasa terlalu berat,
kadang-kadang ada yang tak sengaja menjatuhkan isi pispot di tangga atau
lantai gedung. Karena bosan dan repot, akhirnya mereka membuang isi
pispot lewat jendela. Walaupun sudah dibuat peraturannya, cara macam ini
tetap tidak berubah.
Kemudian tinja-tinja yang tersebar di luar gedung dan di berbagai ruas
jalan di kota London, dibiarkan begitu. Penghuni kota London
mengandalkan petugas kebersihan yang datang untuk mengangkut sampah
setiap tiga minggu. Hingga tiba-tiba penyakit pes yang mengerikan
mewabah di London dan menewaskan banyak orang. Walaupun begitu, tetap
tak ada perubahan. Tak terpikir di benak mereka kalau penyebab utamanya
adalah lingkungan yang kotor.
Dua ratus tahun berlalu sejak UU pembuangan tinja dibuat, tapi kota London tetap dipenuhi sampah, tinja dan bau tak sedap. Hingga akhirnya pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan kloset bilas. Tapi Ia hanya membuat dua kloset bilas (satu terpasang di rumahnya, satunya lagi di kediaman Ratu Elizabeth 1). Namun kloset beliau masih menggunakan bejana untuk menampung tinja, sehingga bau tak sedap masih jadi masalah.
Dua ratus tahun berlalu sejak UU pembuangan tinja dibuat, tapi kota London tetap dipenuhi sampah, tinja dan bau tak sedap. Hingga akhirnya pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan kloset bilas. Tapi Ia hanya membuat dua kloset bilas (satu terpasang di rumahnya, satunya lagi di kediaman Ratu Elizabeth 1). Namun kloset beliau masih menggunakan bejana untuk menampung tinja, sehingga bau tak sedap masih jadi masalah.
Meskipun demikian, kloset Harington merupakan kloset bilas modern
pertama di dunia. Kemudian Cummings memperbaiki temuan Harington.
Cummings menemukan kloset bilas yang tidak bau “valve closet”. Kloset
ini menggunakan air sebagai penghalang supaya bau tidak menyebar.
Ironisnya, saluran pembuangan air pada kloset bilas Cummings digunakan
rakyat London untuk membuang sampah sehingga saluran itu tersumbat. Lalu
terjadilah peristiwa menakutkan. Kota London diserang wabah kolera
sampai tiga kali (tahun 1849 menewaskan 14,000 jiwa, tahun 1854
menewaskan 10,000 jiwa dan 1866 memakan korban 5,000 jiwa). Lingkungan
yang kotor menjadi salah satu penyebab utamanya.
Dengan terjadinya wabah kolera ini, penghuni kota menyadari pentingnya
fungsi saluran air bawah tanah. Setelah memeriksa saluran-saluran air
bawah tanah, para petugas kebersihan menemukan kerusakan di sana-sini
dan tumpukan-tumpukan sampah yang menyumbat saluran air. Maka diputuskan
untuk segera memperbaiki dan membuat saluran-saluran air bawah tanah
yang baru. Tahun 1865, saluran-saluran air bawah London baru mulai
berfungsi lagi.
Menjelang tahun 1870, kloset bilas makin berkembang berkat saluran air
bawah tanah yang dibangun dengan kokoh. Lalu tahun 1889, Bostell membuat
kloset bilas yang disebut “wash-down” seperti yang ada sekarang.
Akhirnya, kloset bilas yang dulu pernah ada di zaman Hindustan dan
menghilang, kini telah kembali