Mata di samping memang bisa memberi ruang pandang yang lebih luas. Kuda, misalnya, memiliki sudut pandang sekitar 150 derajat, masih di bawah kelinci memang, sehingga untuk melihat tubuhnya kuda masih harus menoleh. Akan tetapi, sudut pandang itu lebih lebar dibandingkan milik manusia, yang hanya 120 derajat.
Walapun begitu, mata samping kalau tidak ditunjang dengan koordinasi penglihatan yang lengkap, ya sia-sia belaka. Sebabnya, mata bertugas memantau dan mengirim data ke otak.
Jika kedua mata tidak bisa bekerja sama dengan baik, terpaksa otak mengolah data kiriman mata secara terpisah. Inilah yang menimpa ayam. Meski matanya di samping, karena koordinasi penglihatan jelek, ayam hanya bisa memanfaatkan satu matanya sekali pandang. Jadi jika ingin menangkap ayam, tangkaplah dari salah satu sisinya.
Pernah mencoba menangkap kelinci? Dengan mengendap-endap kita mengikuti gerak-gerik kelinci. Anehnya dia tahu kalau diikuti. Dengan sigap langsung ia lari menjauh.
Apakah kelinci punya radar di punggungnya? Ternyata, berdasarkan penelitian, satu mata kelinci memiliki sudut pandang sekitar 180 derajat lebih sedikit. Berarti dengan kedua matanya ia bisa melihat sekeliling tempat ia berada tanpa berpaling.
Lalu, bagaimana harus menerobos radar mata seperti itu? Ternyata mudah saja. Kita harus meniru lalat yang bisa hinggap di hidung kelinci tanpa ketahuan. Kuncinya justru mengendap-endap dari depan. Aneh, ya?
Begitulah, meski bisa melihat sekeliling, tapi karena letak mata berada di sisi kiri dan kanan kepalanya, kelinci malah tidak bisa melihat hidungnya. Melalui jalur hidung inilah lalat bisa berkelit dari pandangan mata si kelinci.